Lagi Wangi-wanginya SBN Tenor Panjang Diburu Investor

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah Indonesia sepanjang perdagangan pekan ini variatif cenderung menguat, sebagaimana terlihat dari pergerakan imbal hasil (yield) yang rata-rata melemah 0,66 basis poin (bp),

Imbal hasil bergerak berlawanan dari harga sehingga penurunan yield mengindikasikan harga surat utang yang naik akibat aksi beli di tengah sentimen pasar yang memburuk dan memicu aksi buru aset yang dinilai minim risiko (safe haven).

Imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) bertenor 10 tahun yang menjadi acuan di pasar pada Jumat (29/10/2021) turun 1,4 bp ke 6,169% dibandingkan dengan posisi penutupan akhir pekan lalu yang di level 6,183%.


Penurunan imbal hasil terbesar terjadi pada SBN tenor 20 tahun, sebanyak 11,8 bp. Sebaliknya, penguatan imbal hasil hanya terjadi pada SBN bertenor paling pendek, yakni 1 tahun, yang mencapai 16,9 bp ke 3,417%.

Penurunan yield obligasi tenor panjang yang dibarengi kenaikan yield obligasi tenor pendek menunjukkan bahwa pelaku pasar sedang menghindari aset riskan dengan return tinggi seperti saham dan memilih memburu obligasi, terutama yang bertenor panjang karena menjanjikan imbal hasil lebih tinggi.

Sepekan ini, pasar memang sedang diterpa kabar buruk secara fundamental terutama dari dalam negeri, berupa kenaikan kasus Covid-19 di China dan Eropa, serta perlambatan ekonomi Amerika Serikat (AS) di tengah dugaan akan dimulainya pelonggaran kebijakan tapering (suntikan likuiditas moneter ke pasar).

Secara bersamaan, kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) tersebut akan memicu peningkatan imbal hasil obligasi pemerintah AS karena seretnya likuiditas berarti pasokan dolar AS akan berkurang di pasar.

Ketika volume dolar AS menyusut, maka nilainya pun meningkat sehingga memegang aset berbasis dolar AS akan kembali menarik. Apalagi, di tengah optimisme Menteri Keuangan Janet Yellen bahwa inflasi di Negara Adidaya tersebut bakal terjaga.

Kepada CNBC, dia menyatakan bahwa paket anggaran infrastruktur akan segera disetujui dan meyakini bahwa inflasi tidak akan menjegal perekonomian. "Ia akan mendorong potensi ekonomi untuk bertumbuh, potensi suplai ekonomi yang cenderung mendorong inflasi turun, bukan naik," tutur Yellen.

Situasi tersebut bakal memicu imbal hasil AS naik, sehingga pelaku pasar global akan menyesuaikan portofolionya dan cenderung menarik aset investasi di portofolio negara berkembang seperti SBN, untuk memburu aset serupa di AS yang premi risikonya lebih rendah,

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(ags/ags)

0 Response to "Lagi Wangi-wanginya SBN Tenor Panjang Diburu Investor"

Post a Comment